Sistem Pengindraan

A. INDRA PENGELIHATAN

Mata merupakan organ indra rumit, mata disusun dari bercak sensitif cahaya primitif. Dalam selubung perlindunganya mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya atas reseptor, dan merupakan suatu sistem saraf. Secara struktural bola mata seperti sebuah kamera, tetapi mekanisme persarafan yang ada tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Susunan saraf pusat dihubungkan melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik (nervosa optikus).

FISIOLOGI PENGLIHATAN

Mata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk
melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain)bentuk sinar. Aparatus optik mata membentuk dan mempertahankan keta-
jaman fokus objek dalam retina. Fotoreseptor dalam retina mengubah rangsangan sinar ke dalam bentuk sinyal saraf kemudian mentransmisikan ke pusat visual di otak melalui elemen saraf integratif.

B. INDRA PENDENGARAN

Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respons terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara, diskriminasi frekuensinya dan penghantaran informasi dibawa ke susunan saraf pusat. Telinga dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1. Telinga luar
a. Aurikula. Seluruh permukaan diliputi kulit tipis dengan lapisan subkutis pada permukaan anterolateral, ditemukan rambut kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
b. Meatus akustikus eksterna: Tabung berkelok-kelok yang terbentang antara aurikula dan membran timpani, berfungsi menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke membran timpani, panjangnya kira-kira 2,5 cm.
2. Telinga tengah (kavum timpani). Telinga tengah (kavum timpani) adalah ruang berisi udara dalam pars peterosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa di dalamnya, terdapat tulang-tulang pendengar yang memisahkan kavum timpani dari meningen dan lobus temporalis dalam fossa kranii media.
a. Membran timpani: Mambran timpani adalah membran fibrosa. Tepinya menebal tertanam ke dalam alur sisi tulang yang disebut sulkus timpani. Membran timpani sangat peka terhadap nyeri dan permukaan luarnya disarafi oleh N. auditorius.
b. Ossikula auditus: Terdiri dari maleus, inkus, dan stapes.

c. Tuba auditiva: Bagian ini meluas dari dinding anterior kavum timpani ke bawah, depan, dan medial sampai ke nasofaring, 1/3 posterior terdiri dari tulang dan 2/3 anterior tulang rawan.
d. Antrum mastoideum: Bagian ini terletak di belakang kavum timpani dalam pars petrosa ossis temporalis, bentuknya bundar garis tengah 1 cm.
e. Selulae mastoidea: Prosesus mastoideus mulai berkembang pada tahun kedua kehidupan. Selulae mastoid adalah suatu rongga yang bersambungan dalam
prosesus mastoid.

3. Telinga dalam (labirinitus). Suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang temporalis. Di dalamnya terdapat labirin membranosa, merupakan suatu rangkaian saluran dan rongga-rongga. Labirin membranosa berisi cairan endolimf.

C. STRUKTUR INDRA PENCIUMAN
Indra penciuman merupakan alat visera (alat dalam rongga badan) yang erat
hubungannya dengan gastrointestinalis. Sebagian rasa berbagai makanan merupakan kombinasi penciuman dan pengecapan. Reseptor penciuman merupakan komereseptor yang dirangsang oleh molekul larutan di dalam
mukus. Reseptor penciuman merupakan reseptor jauh (telereseptor). Jaras penciuman tidak disalurkan dalam talamus dan tidak diprojeksikan neokorteks bagi penciuman.

Reseptor olfaktorius terletak di dalam bagian khusus mukosa hidung berpigmen kekuning-kuningan. Di antara sel-sel ini terdapat 10-20 juta sel reseptor. Tiap reseptor alfaktorius merupakan suatu neuron dan membran mukosa olfaktorius merupakan tempat di dalam badan dengan susunan saraf terdekat ke dunia luar.

Bau berupa gas atau zat yang menguap mencapai kavum nasal melalui nostril, menghidu meningkatkan masukan gas ke dalam rongga hidung lalu ke sinus superior. Gas akan larut dalam cairan mukus sebelum dapat mengaktifkan sel reseptor.

Di dalam bulbus, akson reseptor berakhir di antara sel dendrit sel mitral, untuk membentuk sinaps globular kompleks yang dinamakan glomeruli olfaktorius. Rata-rata 26.000 akson sel reseptor berkonvergensi pada tiap glomerulus. Akson sel mitral berjalan di posterior melalui stria olfaktori medialis dan stria alfaktoris lateralis ke korteks olfaktorius. Bulbus olfaktori merupakan stasiun sinaps pertama impuls olfaktorius, berlapis dan struktur terorganisasi rapi.

D. INDRA PENGECAP

Pengecapan merupakan fungsi puting kecap pada mulut. Manfaatnya untuk memilih makanan menurut kesukaan dan kebutuhan. Berdasarkan penyelidikan paling sedikit terdapat empat kesan pengecapan primer (asam, asin, manis, dan pahit). Namun kita tahu bahwa seseorang dapat menerima secara harfiah beratus-ratus rasa, diduga semua merupakan gabungan dari empat rasa primer.

STRUKTUR INDRA PENGECAPAN
Tunas pengecap merupakan badan ovoid yang berukuran 50–70 um. Tiap tunas
pengecap dibentuk oleh empat jenis sel, mempunyai mikrofili yang menonjol
ke dalam pori pengecapan (lubang dalam pori lidah). Pada manusia tunas pengecap terletak dalam mukosa epiglotis, palatum, faring dan di dalam dinding papila fungiformis dan papilla vallate lidah. Ada lima tunas pengecapan setiap papila fungiformis dan biasanya terletak pada puncak papila. Papila valate lebih besar dan mengandung sampai 100 tunas pe-
ngecapan yang terletak sepanjang sisi papila.
Papila filiformis merupakan kerucut kecil yang menutupi dorsum lingua biasanya tidak mengandung tunas pengecapan. Orang dewasa mempunyai 10.000 puting pengecap dan anak-anak sedikit lebik banyak. Di atas usia 45 tahun banyak puting pengecap mengalami degenerasi yang menyebabkan sensasi rasa secara progresif makin berkurang. Serabut saraf sensoris dari tunas pengecapan 2/3 anterior lidah berjalan dalam cabang khorda timpani dari nervus fasialis dan 1/3 posterior lidah mencapai batang otak melalui nervus glosofaringeus. Serabut dari area selain lidah mencapai batang otak melalui nervus vagus. Pada tiap sisi serabut pengecapan bermielin tetapi menghantarkan relatif lambat di dalam 3 nervus ini, bersatu dalam medula oblongata untuk memasuki nukleus dari traktus solitarius.
Rasa primer yang kita kenal adalah manis, asin, asam dan pahit. Rasa manis akan baik dirasakan oleh ujung lidah. Bagian anterolateral sensitif terhadap rasa asin. Bagian posterolateral untuk rasa asin. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit. Saliva membantu pelarutan makanan sebab hanya makanan yang larut yang dapat dikecap. Sinyal refleks viseral berintegrasi dengan pusat degistif di medula. Perintah motor parasimpatis dikirim ke kelenjar ludah melalui saraf fasialis dan ke lambung melalui nervus vagus ke sistem limbik dan hipotalamus untuk reseptor afektif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istilah-istilah Dalam Anatomi Fisiologi

Sistem Endokrin

Sistem Skeleton Trunk